Sahabat Blogger

Jumat, 31 Mei 2013

Diatara Hujan

 
Hujan itu gue banget. Kenapa? karena hujan selalu mampu mengembalikan memory indah tentang masa lalu dengan caranya. Bau khas tanah basah yang diciptakannya membuat pikiran adem. Juga ketika memandangi setiap tetesnya, entah itu dari balik jendela kamar maupun ditempat gue berada saat terjebak hujan. Hujan selalu menciptakan suasana romantisme diataranya. Seperti sore kemarin, saat gue bareng pacar secara nggak sengaja kejebak hujan pas mau pulang seusai ngedate. Itu moment favorite gue, dimana gue bisa dengan jelas melihat wajah cantiknya yang basah oleh ribuan tetes hujan. Dia nampak lebih lucu ketika dia mulai mengusapkan handuk kecil untuk mengeringkan wajahnya. Nggak sedetikpun gue lewatkan untuk memperhatikan moment-moment seperti itu. Apalagi ketika dia mulai mengigil kedinginan, inilah saatnya peran gue sebagai pacar bertindak lebih agresif menghangatkan tubuh mungilnya dengan merelakan hoodie merah gue untuknya. Gue rela mati kedinginan asalkan dia bisa hidup dalam kehangatan. So romantic, dude :) *efek nonton cinta fitri* hhe...

'Halah! dasar tukang mimpi!'
'Ehehehe... maap deh maap :3'
'Maap, maap mulu lo udah kayak mpok Minah :/'

Ok. Fokus!

Me on vacation : ANCOL

Itu Monas. Iya, MO-NAS ! ekhemmm... *benerin kerah baju*
Rutinitas yang monoton setiap hari adalah salah satu penyebab kenapa gue sering sekali mengalami stress. Pekerjaan yang menuntut gue untuk berproduksi sesuai target perusahaan semakin membebalkan otak gue terhadap kepekaan lingkungan sekitar. Siklus hidup gue serasa sudah nggak ada rasanya lagi. Pagi Makan-Kerja-Tidur-Makan-Kerja-Tidur-Kerja-Kerja-Kerja… begitu terus sampai kiamat.
Hingga pada akhirnya saat itu tiba. Dimana gue bareng temen satu kantor diajakin Holiday sama BIG BOS ke ANCOL. Iya, ANCOL. Seneng? Pasti. Mungkin buat kalian yang orang Jakarta, berkunjung ke ANCOL bukanlah hal yang WOW. Tapi buat gue bareng temen-temen itu adalah hal yang WOW.
S-4
S-3

(e)S-Doger
Ada beberapa tempat lainnya juga yang kami kunjungi selain ANCOL yaitu Masjid Kubah Mas – Depok, dan Kebun Binatang Ragunan – JakSel.
Untuk Bonbin Ragunan sendiri gue udah uninterested sama tempatnya. Soalnya gue sudah beberapa kali berkuntung ditempat itu. Bisa dikatakan bosen juga sih kesitu. Palingan Cuma absen sama ‘kakak’ seperguruan (Baca : Monyet).
Berikut beberapa foto-foto ababil gue bareng mereka. Cekidottt… !!

18 MEI 2013

Rabu, 29 Mei 2013

Puisi Hujan

 :: PUISI HUJAN ::

Senja kelabu tenggelam dalam dekap awan hitam,
Mengikis kilau mentari,
Berarak mengikuti arah angin,
Berhembus pelan, pelan, dingin.

Kilat dan petir bersahutan kemudian,
Angin bertiup sedemikian kencang-kencang,
Terpapar awan menghitam,
Gelap, Legam, Padam.

Setetes demi setetes tak terbendung,
  Beramai ramai jatuh,
Basahkan tanah, daun, pun juga ranting pepohonan,

Hujan.

by @benhatake
 ***

 Ja matta ne...

Kamis, 23 Mei 2013

The Fabulous Udin : Maaf, ku pinjam mimpimu sebentar

The Fabulous Udin : Semua seakan mudah saat Ia ada
Inong duduk berdua diberanda rumah bersama Suri, teman satu sekolah yang baru beberapa bulan dikenalnya. Perbincangan antara keduanya begitu asyik terlihat. Nampaknya mereka sudah begitu akrab, “Nong, kalo kamu ada di posisi aku. Kira-kira apa yang ingin kamu inginkan sebelum saat terakhirmu tiba?” Tanya Suri datar. Matanya menerawang jauh entah kemana, Sangat jauh.
“Aku mau dia menemaniku terus tiap hari. Lalu, pada saatnya tiba, aku akan meminta dia memelukku erat-erat. Dan saat memejamkan mata, aku akan merasa dia menemani tidurku, selamanya. Ohh… seandainya itu terjadi, aku pikir, aku benar-benar rela menggantikan posisimu, Suri. Kamu melanjutkan hidupmu, aku berbaring dipelukan-Nya. Sungguh, aku mau… “ Segurat senyuman tulus menghiasi bibir mungilnya. Manis.
Suri melongo mendengar ucapan Inong barusan. Beberapa saat kemudian, “Oh my Godness… Itu manis sekali, Inong. Seandainya aku bisa merasakan hal sepertimu, aku nggak mau menukar posisiku.”
“Aku tahu. Itu memang mimpi yang indah.”
“Kalo begitu, jika waktunya tiba, bolehkah aku meminjam mimpimu sebentar?”
“Maksud kamu?” Inong mengernyitkan dahi.
“Aku juga mau punya akhir cerita seperti dalam khayalanmu. Berbaring dalam pelukan orang yang kita cintai. Pasti indah, ya.” Pungkas Suri dengan senyuman penuh arti dari mimiknya.

-Segitiga Cinta Monyet. Hal. 125 #TheFabulousUdin-
+++
Yatta… akhirnya selesai juga baca Novelnya Rons ‘Onyol’ Imawan (@WOWkonyol) ‘THE FABULOUS UDIN : Semua seakan mudah saat Ia ada’. Novel bengenre remaja terbitan Bentang Pustaka (@bentangpustaka) ini sungguh sangat menyentuh sekaligus banyak sekali memberikan ilmu pengetahuan baru serta manfaat tentang akhlak bagaimana sebagai seorang remaja  seharusnya.

Kisah perjalanan seorang bocah yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama ini sukses membuat gue sebagai pembaca merinding disko ketika Ia menunjukkan beberapa adegan dengan gaya khasnya dalam cerita tentang bagaimana sebuah kebijaksanaan yang seharusnya dimiliki seorang dewasa justru bocah yang notabene masih bau lengkuas kunyit mampu memberikan pelajaran bagaimana seharusnya seorang dewasa bertindak. Awasome.
UDIN. Hanya Udin. Namanya hanya empat huruf. Dialah sang tokoh utama. Seorang social genius. Digambarkan sebagai sesosok bocah kampung yang memiliki ketampanan tingkat kota, putih, bersih, matanya agak sipit. Tidak heran jika seseorang yang baru mengenalnya tidak akan menyangka jika dia hanyalah anak kampung yang doyan main ke hutan ataupun ke pantai. Ciri khasnya adalah dia yang selalu mengenakan topi kemanapun Ia pergi. Satu lagi, Udin tidak fasih berbahasa inggris. Bukan, bukan dia enggan belajar bahasa Inggris. Justru dengan tingkat IQ macam Udin, menguasai bahasa Inggris bisa dikatakan amat sangat mudah dimengerti. Tapi, sederhana saja apa alasan Udin tidak melakukan hal tersebut. Menurutnya, ‘Bahasa Indonesia adalah bahasa paling seksi di dunia. Dia tidak akan pergi kemana-mana, dan dia tidak membutuhkan bahasa lainnya.’ Begitulah alasan Udin setiap ada yang memprotes kemampuan bahasa Inggrisnya.
Betapa polosnya Udin soal bahasa Inggris -..-"
Dengan ciamik membawakan karaktek yang menurut gue sangat-sangat-mengaggumkan. Betapa tidak, dalam cerita Ia mampu menyelesaikan masalah segenting apapun dengan mudah. Dengan permainan psikologi yang dibuatnya, dengan berbagai teka-teki yang sederhana namun dengan berjuta makna.

Rabu, 22 Mei 2013

Welcome to the jungle, Nak!



Si baby salah pokus :/
Kamis, 16 Mei 2013 Pkl. 16.15 WIB.  Disebuah Rumah Bersalin, lahir seorang bayi berjenis kelamin perempuan dengan alhamdullillah sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun x)
Anak dari adek laki-laki ibu gue yang nomer 2. (Fyi, mereka 12 bersaudara, 2 diantarannya sudah meninggal). Jadi paman lagi? Nambah tua dewasa dong gue? berarti gue… om-om. Begitu kah? ‘Iya ben. Elu emang om-omHEH!
Benar kata pepatah, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Kecuali buah itu dibawa tupai, terus dijatuhin ditempat nun jauh diujung sebrang. *Halah!*
Si baby lucu ini memang mirip sekali sama bapaknya. Putih, bersih, matanya agak belo, Rambutnya keriting, unyu-unyu gitu. Justru tidak ada kemiripan dari sang Bunda. Heran? Gue juga. Yah… meskipun gue nggak begitu suka sama anak kecil. Kenapa? Simple, karena gue bukan pedopil juga nggak mau disangkain om-om pedopil. Tapi kalau sama baby baru lahir sih, suka lah dikit-dikit. Apalagi noh, si pacar antusias banget, “ a, ini baby nya dipinjem aja yah. Dibawa pulang, gitu. Hehe… abis lucu sih… ” Katanya Sambil nyiumin pipi gue si baby. “Ini bukan maenan, bey. Bukan!” *Mati*

Senin, 20 Mei 2013

CINTA BRONTOSAURUS ; Love no need a reason

Tiba-tiba Edgar nyelonong masuk kamar Dika dengan maenan Tiranosaurus miliknya dengan muka kusut kayak kancut,
"Kenapa kamu, Gar?" Sambut Dika melihat adek bungsunya yang bermuka kecut.
"Yasmin bang..." Yasmin, cewek incaran Edgar. Temen satu sekolah.
"Kenapa Yasmin?"
"Dia hamil bang. Hamil!"
"Hah?! Hamil? Emang kamu apain Dia, Gar?"
"Jadi, tadi siang pas jam istirahat, Aku mencium pipi Yasmin di kantin, bang. Dia Hamil, bang."
"Hahaha... kamu becanda, Gar. Mana mungkin Dia hamil kalo cuma dicium doang."
"Jadi Yasmin nggak hamil, bang?"
"Ya enggaklah. Lagian kamu sama aja kayak abang dulu yang nyangkain Ine hamil gara-gara pegangan tangan."
"Itu namanya Cinta Monyet, Gar." Dika melanjutkan.
"Iya, itu namanya Cinta Monyet. Cinta-cinta-an. Suka-suka-an anak SD. Nggak serius, Gar. Ya... kamu sama Yasmin itu."
 "Aku bukan monyet, Bang!"
"Ok, kalo kamu bukan monyet. Coba jawab pertanyaan abang. Apa alasan kamu suka sama Yasmin?"
"Alasan, bang? Bukannya kalo suka itu suka aja ya, kalo sayang ya sayang aja kan, bang?" Jelas Edgar polos.
" ..... "
Dika yang pada saat itu sedang berantem sama Jesicca, pacarnya. Pada akhirnya Dika sadar dengan sikapnya terhadap Jesicca itu salah. Apa yang dikatakan Edgar barusan adalah jelas. 'Cinta tidak butuh alasan.'
***
Gue yang sejak dulu koar-koar ngaku-ngaku Fans Fanatik Raditya Dika. Itu loh penulis bestseller Novel KambingJantan. Setelah 11 hari berlalu sejak kemunculannya dibioskop-bioskop 8 Mei lalu, baru kali ini gue diberi kesempatan untuk menonton Radith langsung. Eh, i mean nonton Filmnya langsung. You know lah, gue kan excecutive muda gitu jadi ya... sibuk banting tulang sampai nggak ada waktu untuk sekedar menghirup napas. Saking sibuknya. *Mendadak kejang* #FansKarbitan #FansGagal
Minggu, 19 Mei 2013 Pukul 13.15 WIB lebih cepat dari jadwal yang tertera di tiket masuk Pukul 13.45 WIB. Seneng? pasti. Terlebih lagi gue nontonnya bareng pacar tercinta, Nyonya Laella (@LaellaFyuenz) juga dua orang temen yang lagi dimabuk cinta, Thomasi dan Irma (kalau nggak salah sih itu nama gebetannya). Jadilah kita nonton CINTA BRONTOSAURUSnya berempat. Double date. *Ciyeee... Ciyeee...

Jumat, 17 Mei 2013

MOVE ON

Diluar hujan mulai turun lagi. Sejak sore tadi memang suara gemuruh sudah lama saling bersahutan. Sesekali terdengar begitu menggelegar. Menyeramkan. Melihat cuaca yang seperti itu tingkat kemalasan gue bertambah menjadi 10x lipat lebih malas bahkan untuk sekedar beranjak dari atas kasur.
Berhubung kerja lagi libur, nguli-ah juga nggak ada jadwal. So, seharian ini gue habiskan hanya dengan bermain leptop sambil sesekali baca buku. Gue lebih suka melakukan hal tersebut ketimbang harus ngekor sama temen gue yang doyan nongkrong sana-sini
Gue baru sadar, ketika melihat sekeliling kamar. Tembok-tembok kamar gue dipenuhi poster-poster ababil bergambar Naruto and Fren. Beberapa foto gue dari jaman gue madrasah sampai sekarang nguli-ah sambil kerja, semua terpampang dengan indahnya. Ada juga foto-foto ababil adek gue [Cowok, 14th, SMP kelas 8] Fyi, gue satu kamer bareng adek gue. Yang paling bikin absurd dari sekian banyak poto dan poster yang terpajang, gue sama adek gue itu beda aliran. Gue sebagai otaku (katanya) sedangkan adek gue sebagai SM*SHBLASH.  Itu tuh sebutan para fans fanatik boyband yang anggotanya semi-lekaki yang kalau lagi perfomance suka pake kaos yang belah dadanya keterlaluan. Gue heran, itu mau nyanyi apa mau menyusui, sih? :|
Gegara itu juga gue sering banget berantem kecil sampai kadang berantem besar sama adek gue,
"Dek, lu mending ganti idola deh timbang ntar lu jadi kayak mereka (semi-lelaki) gitu." Gue kesel.
"Lah mending gue SMA*SHBLASH. Timbang aa tuh, kayak anak kecil tiap hari kerjaanya nonton kartun mulu."
"Kartun sama Anime itu beda, dek." Gue berkilah.
"Halah, sama aja a. Sama-sama tontonan anak kecil itu mah..." Kata adek gue dengan songongnya.
"Eh, dibilangin ngeyel lu. Terserah deh. Awas lu kalo ntar dikamer ini ada peralatan make up. Itu pasti ulah mu!" Gue toyor kepala adek gue.
"Enak aja. aa tuh, awas aja kalo dikamer ini ntar ada..."
"Ada apa?!" Gue siap dengan kapak 212 ditangan. Siap tebas.
"Uhmmm... anu... itu... ah gue mau makan dulu. Minggir a." Katanya sambil berlalu ke dapur.
Jangan tanya. Gue lagi-lagi memenangkan perdebatan itu dengan sadisnya. Muahahaha...

'Btw, lu sebenernya mau cerita apa sih ben? Nggak jelas deh...'
'Eh, maap. Kebiasaan, lupa. Hehehe...'
'Serah deh. Kalo gitu terus, ogah mampir-mampir blog lo lagi. Kapok.'
'Iya deh iya... ini baru mau fokus.'

Selasa, 07 Mei 2013

Perang dingin calon pemimpin desa

"Pemimpin yang baik bukan mereka yang hanya mau mendengarkan saja melainkan mewujudkan apa yang disampaikan rakyatnya."
-Anonim.

Beberapa bulan ini, gue beserta masyakat desa sedang di jor sama calon-calon kepala desa dengan berbagai macam bantuan berupa makanan pokok seperti sembako, beras, gula, mie instan, minyak goreng juga banyak lain sebagainya. Seneng? pasti. Betapa tidak, semua bantuan yang diberikan secara bergantian hampir satu minggu sekali oleh calon-calon kepala desa ini, tentunya membuat dapur warga semakin lama mengebul. Tapi, itu semua bukanlah hal cuma-cuma. Ada maksud terselubung dibalik bantuan-bantuan tersebut. Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk merebut simpatik warga agar supaya menyumbangkan suaranya ketika pemilihan nanti. Pamrih.
Sample bantuan yang diberikan beberapa bulan belakangan. Nice :|
Entah semacam tradisi atau bagaimana, gue juga kurang paham. Yang jelas setiap kali ada pergantian pemerintahan desa, hal seperti inilah yang akan terjadi. Warga menjadi mendadak sejahtera kehidupan dapurnya hanya karena satu suara yang mereka punya.

Senin, 06 Mei 2013

INDIGO : Tolong jelaskan!

 "Rin, kamu ngomong sama siapa sih tadi?" Tanya Senny heran.
"Oh, itu? nggak kok. Bukan siapa-siapa." Jelasnya datar.
"Tapi barusan aku liat kamu entah ngobrol sama siapa gitu?"
"Nggak ada apa-apa. Eh, ke kantin yuk, laper nih!"
Senny mengernyitkan alis, Ia heran dengan tingkah sahabatnya itu. 
***
Bel pulang tengah berbunyi, sedemikian siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Terlihat beberapa dari meraka berlarian menuju gerbang sekolah, nampaknya mereka sudah tak sabar ingin segera pulang kerumah. Justru beberapa nampak santai sambil berbincang asyik dengan kawan sebaya. Sedang Aku? disini, duduk di bangku pinggir lapang upacara menunggu hingga sepi barulah aku beranjak pulang. Entahlah, aku tak begitu suka keramaian.
Kata mereka sih aku dianggap 'aneh' karena dalam beberapa kesempatan, mereka memergoki ku seperti berbincang dengan seseorang yang pada kenyataanya tidak ada siapa-siapa disana. Memang benar, mungkin 'mereka' tidak benar-benar nyata tapi bagiku mereka memang ada.

Tiba-tiba Ririn menarik lengan ku, mengumpatkan ku dibalik punggungnya. Wajahnya pucat dengan sorot mata berubah tajam kebiruan, "Jangan ganggu teman ku!" Bentaknya.
Aku bingung, aku takut. Entah takut sama siapa, yang jelas perasaan takut itu menjalar dasyat ditubuh ku. "Pergi!" Tangannya seolah-olah mengibaskan sesuatu yang tak nampak oleh mata ku. Setelahnya, perasaan takut itu berangsur hilang seiring raut wajahnya yang kembali normal.
"Kamu nggak apa-apa kan?" Katanya kemudian.
"I..iya. Aku nggak apa-apa." Aku masih terlalu takut untuk menanyakan apa yang barusan terjadi.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...