###
BRUKKK !
Lagi-lagi Ririn menangis tanpa sebab. apa yang barusan dia rasakan membuat dadanya mendadak sesak, tak mampu menahan derasnya air mata dari pelupuk matanya.
"Rin, kamu nggak apa-apa, kan?" Senny mulai khawatir.
"Dia butuh pertolongan." Ujar Ririn membingungkan.
"Siapa yang kamu maksud 'Dia' itu?"
"Kita harus segera menolongnya, aku nggak mau ini terjadi lagi."
Senny semakin dibuat bingung saja, Ia tidak mengerti apa yang Ririn maksudkan. Meski begitu Senny dengan setia membelakangi langkah Ririn yang Ia sendiri tak tau mau dibawa kemana.
"Rin, sebenernya mau kemana sih kita?"
Dengan langkah yang semakin dipercepat, Ririn tak menggubris setiap kebingungan yang Senny lontarkan kepadanya.
"Lily...!" Senny shock melihat pemandangan didepannya. Ia masih belum yakin dengan apa yang barusan dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Darah nampak mengalir deras dari lengan kiri seorang gadis berseragam putih-abu sama sepertinya.
Ririn yang sudah menduga kejadian ini sebelumnya, segera merangkul Lily yang terkapar, "Sen, bantu aku bawa Dia ke UKS, cepet!"
"I...iya"
Kejadian yang tak diinginkan Ririn terjadi lagi. Lily seorang gadis yang tak disengaja ditabraknya siang tadi dikoridor sekolah tengah terkapar dengan beberapa jahitan di pergelangan tangan kirinya. Rupanya Ia mencoba bunuh diri ketika tau pacarnya enggan bertanggung jawab atas perbuatannya menghamili Lily.
Kejadian yang tak diinginkan Ririn terjadi lagi. Lily seorang gadis yang tak disengaja ditabraknya siang tadi dikoridor sekolah tengah terkapar dengan beberapa jahitan di pergelangan tangan kirinya. Rupanya Ia mencoba bunuh diri ketika tau pacarnya enggan bertanggung jawab atas perbuatannya menghamili Lily.