Sahabat Blogger

Rabu, 06 Maret 2013

Perbedaan itu mulai terasa

Apa yang gue rasakan sekarang pastinya banyak diantara kalian yang juga pernah merasakannya. Setelah sekian tahun tak berjumpa dan kemudian tanpa disengaja mendadak dipertemukan kawan lama jaman SMA STM, itu rasanya seperti kembali ke masa lalu dimana kita masih bareng – bareng ngumpul seusai habis kelas. Banyak sekali kisah yang hendak aku sampaikan, tapi apalah daya, waktu jualah yang memisahkan. Sedih sih, Cuma bisa ketemu nggak lebih dari dua jam saja, padahal masih sangat kurang :’(
***
Pagi ini, Selasa 05 Maret 2013, hempon gue tiba – tiba berdering, ada pesan whatsapp. Gue kira siapa, ternyata dari temen SMA STM. Dia kerja diluar kota dan kita nggak pernah ketemu (lagi) semenjak pesta kelulusan di gedung KORPRI jalan Brigjen Darsono dua tahun lalu. Dia bilang, katanya hari ini lagi otw pulang kampung dan dia mau maen ke rumah gue. Seneng? Pasti.
Pas gue tanya, “Serius lu mau maen ke rumah gue, emang lu inget jalan ke rumah gue?”
Dia nge-chat dengan emot senyum – senyum gaje gitu “Hehe… nggak. Gue nggak inget.”

GUBRAKKK !!
Ok, berhubung gue orangnya baik hati ramah tamah dan rajin menabung (nabung dosa maksudnya xD), gue memutuskan buat ketemuan saja, kalau dia sampe nyasar terus nggak bisa pulang? Kan kesian. (._.)/(T_T)
“Yasudah kita ketemuan aja. Jam 5 gue tunggu di ind*mart samping lampu merah.”
“Sip! ntar gue nyamper :) Balasnya singkat.
Sudah bukan rahasia lagi kalau di Indonesia, JAM KARET merupakan kebiasaan yang sudah mendarah daging pada setiap warga negaranya. Dan kalian tau? inilah yang terjadi ketika gue memutuskan menunggunya. Kita udah janjian buat ketemuan jam 5, dan dia baru datang jam 6.20 menit. Apa coba alasan dia?
Dia bilang ke gue “Sory telat, macet soalnya.” Sambil cengegesan.
“Lu kira ini Jakarta pake alesan macet segala?! Ini di Cirebon, kota kecil bebas macet woii !” You know? Itu rasanya pengen jejelin dia pake tabung elpiji 12kg. Kesel.
Oia, kenapa gue mutusin buat ketemuan di ind*mart bukan ditempat lain? Karena eh karena Ind*mart sekarang sudah mengadaptasi gaya tongkrongan ala 7Eleven di Jakarta sana. Yup! Teras Ind*martnya ada meja sama kursinya buat kita nongkrong. Berasa lagi nongkrong di 7Eleven jadinya. Muahahaha…

Niatnya sih mau silaturahmi sama temen – temen yang ada di Cirebon, tapi mereka pada sibuk semua dan enggak ada yang bales meskipun sudah di kontek via pesbuk sekalipun. Padahal gue udah colek – colekin mereka, tapilah dasarnya mereka, ada juga baru ngerespon setelah status itu sudah kadaluarsa. Huhukkk… *keselek modem*
sok sibuk, pret !xP
Yaudah akhirnya kita berdua mutusin buat nongkrong aja di coffeshop. Dalam perjalan tanpa sengaja kita di pertemukan dengan satu kawan, namanya Budi. Katanya dia mau jemput adeknya yang kerja di salah satu outlet store di mall tersebut. Wah ini sebuah kebetulan apa memang Allah sudah merencakan pertemuan ini? Entahlah…
Sesampainya di J.C*, kita pesen dua cup cappuccino panas dan satu cup dingin buat Budi. Dan dapet gratisan tiga biji chese cake yang nggak besar juga nggak kecil, nanggung gitu ukurannya. Tapi gapapa sih lumayanlah gratisan. Hehe… #AkuCintaGratisan
Ketika kita lagi duduk – duduk ganteng di meja nomer 2 disebelah tembok disamping pintu. Kemudian ada satu kawan lagi namanya Puruur tiba – tiba nyamper entah darimana asalnya, nongol gitu aja. Asli kita bertiga kaget. 


Disinilah, dimana banyak sekali cerita – cerita tentang si Andi (nama temen gue yang telat tadi) yang dulunya berantakan macem gembel berseragam sekolahan, sekarang bekerja sebagai Pegawai tetap disebuah perusahaan milik Negara yang dipimpin oleh bapak Dahlan Iskan. Yak! Dia sebagai pegawai di PT INDONESIA POW*R sebuah perusahaan pembangkit listrik dan… tetep berantakan rapih. Dengan sesekali menghisap putung rokok ditangannya, Dia bercerita tentang bagaimana beratnya mempertahankan kehidupannya di rantau sana. Bagaimana susahnya jauh dari orang tua, bagaimana kerasnya hidup dalam kesendirian, bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan sekitar, harus pandai memilah mana yang baik dan buruk karena salah – salah kita akan terjerumus dunia gelap kota tetangga. Begitu serius dia bercerita, tapi dasarnya dia itu agak idiot jadi ada saja cerita darinya yang bikin ngakak jumpalitan. Sumpah sifat ini masih nggak juga ilang darinya, tingkah idiotnya itu yang dulu bikin rahang berasa copot ketika dia mulai bertingkah. Dia bercita – cita bahwa empat atau lima tahun kedepan dirinya akan menjadi kaum elite metropolitan. Katanya mantap !
Guruh Andi a.k.a Wowo idiot,  20th, pegawai BUMN, Jomblo. Minat? PING!
Ada si Puruur yang dulu sebagai objek olok – olokan di kelas, udah gitu orangnya panikan, dan sangat ketergantungan sama orang lain. Contohnya, dulu kalau lagi praktek mesti dibantuin, kalau nggak ada yang mau bantuin langsung panik, keringet dingin lalu… pingsan. Kini Dia sudah lebih bisa mandiri. Dia bercerita kalau dia sekarang sudah bisa kuliah sambil kerja. Managemen perbankan jurusan yang dia ambil. Katanya, dia nggak mau kalau seumur hidupnya hanya dihabiskan buat bekerja sebagai seorang pramuniaga sebuah tempat makan siap saji.  Dia ingin seperti kakaknya yang kini sudah menjadi seorang staff di bank swasta. Mungkin menurutnya dengan menjadi seorang staff di bank akan lebih baik ketimbang hanya menjadi seorang pramuniaga. Menurut gue sih sama saja, toh masih sama – sama menjadi seorang yang bekerja ke orang lain, sama – sama masih disuruh – suruh sama orang lain, bukan menjadi seorang pemimpin atas hidupnya. Coba kalau cita – cita dia kuliah buat menjadi seorang Bos. Menjadi seorang pemilik atas perusahaan yang dia bangun, kan enak toh nggak melulu disuruh – suruh, bikin ini itu. Sayang sama gelar sarjananya nanti kalau ujung – ujungnya cuma jadi bawahan bukan atasan. *freepukpuk Puruur*
Achmad Puruur Ismail a.k.a Puri, 20th, calon pegawai Bank
Lain Andi lain Puruur lain juga Budi. Badannya kini lebih terlihat subur, perutnya aja sedikit buncit. Namun tetep ganteng kok, putih lagi. Lah gue sendiri masih gini – gini aja nggak berubah, dari dulu sampe sekarang masih aja item – item – unyu - gicu :3 Muahahaha… *digampar pake sendal*
Budi Aryanto a.k.a Debol, 20th, Pengusaha pupuk tani
Dia bercerita tentang hidupnya yang penuh tantangan, penuh pengalaman, penuh ilmu, dan juga penuh pemandangan. WOW ! pemandangan apakah itu? *mulai mikir ngeres* *siram air keras biar bersih lagi* XD
Dulu si Budi ini pernah menjabat sebagai ketua kelas pas kelas 1 SMA STM, berdampingan sama gue sebagai Wakil Ketua kelasnya. Nggak percaya? Gue juga sih. Kakakakkk…
Tapi itu cuma bertahan setaun doang, ketika pemilihan ketua dan wakil ketua tahun berikutnya posisi kita lengser dan digantikan oleh Ipin sama Doli sebagai pemimpin baru. Kita sih legowo pas tau si Ipin yang gantiin sebagai ketua kelas, tapi masalah ketika si Doli yang jadi wakilnya. Kita nggak yakin dia bisa membawa kebaikan dikelas. Wong sifatnya itu ngeyel gitu, nggak ada aura – aura pemimpin sama sekali, beda sama Ipin, dia itu bijak, berwibawa dan kalem tentunya. Dan benar saja, dibulan pertama saja dia mangkir dari tugasnya sebagai wakil ketika sang ketua sibuk memimpin rapat bulanan kelas. Huh! Dasar Doli ini memang tidak bisa diandalkan. *sigh*
Akhirnya dia pun lengser pada pemilihan ketua dan wakil ketua ditahun berikutnya. Tapi tidak buat Ipin, dia tetap dipilih karena kebijakannya memimpin, masalah wakilnya digantikan sama Dedy. Pasangan ini bertahan hingga kelulusan. Dan kepemimpinan Ipin dan Dedy masih membekas hingga sekarang kita sudah berpisah sekalipun.
Lah kenapa jadi ngomongin itu yak? Hehehe… maaf ngelantur. Ok. Fokus!
Jadi, si Budi sekarang bekerja sebagai pegawai fotokopi didaerah deket rumahnya. Sempet sih gue tawarin dia buat bekerja di sebuah instansi yang lebih punya nama dengan gaji yang menjanjikan tentunya. Tapi dia bersikukuh dengan pendiriannya, dia sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya saat ini. Katanya jangan melihat dari seberapa gaji yang dia terima, tapi lebih ke seberapa banyak ilmu yang dia dapatkan dari tempatnya bekerja.
Bener juga sih, dari gue nyimak ceritanya saja, begitu banyak ilmu yang dia dapatkan. Dari ilmu bagaimana memanage keuangan, bagaimana menghitung laba rugi penghasilan perhari, bagaimana semangat kerja yang ditanamkan oleh si bosnya, bagaimana awal mula mendirikan sebuah usaha dengan bermodal nekat dan keyakinan, bagaimana mengatasi karakter pelanggan yang begitu beragam, bagaimana modusin pelanggan toko yang ekhem…cantik xD (Ok, yang ini skip!) bagaimana mendapatkan pelanggan supaya terus menggunakan jasanya, bagaimana menjalin komunikasi terhadap pelanggan, bagaimana mendapatkan penghasilan tambahan dari usaha yang sudah ada, dan bagaimana – bagaimana lainnya. Semua itu Budi dapatkan ditempatnya bekerja sekarang.  Cita – citanya sederhana, dia hanya ingin berwirausaha, berdagang atau sejenisnya. Menjadi bos dari usahanya sendiri, karena dia yakin dengan ilmu yang dia genggam sekarang akan berguna pada usaha rintisannya kelak. Sekarang dia sedang merintis usaha sebagai distributor pupuk pertanian. Jadi jika diantara kalian yang ibu – bapaknya petani atau punya kebun, pesen pupuknya ke sohib gue aja si Budi, dijamin murah dan berkualitas :) *edisi sales pupuk kandang* 
Gue pikir, bener juga apa kata si Budi. Karena Al-qu’an pun mengatakan “bahwa enam dari delapan pintu rejeki adalah berdagang.”
Kalau Rassulullah Muhammad SAW dan Budi saja hidup karena berdagang, kenapa gue nggak coba meniti buat bikin usaha juga. Berdagang mungkin? Ah entahlah… gue sih punya cita – cita sebagai pengusaha boneka. Tapi entah kapan itu terjadi mungkin nanti ketika gue dan pacar gue nikah. Itu kata Ibu gue “Kalau kamu mau buka usaha nanti lagi aja kalau udah nikah, sekarang mumpung masih hidup sama orang tua mending duit gajiannya dikasiin ke ibu dulu, sisanya ditabung buat nikah.” Hemmm… *nurut ajah, ntar durhaka* *gamau jadi batu*
 
Dari sekian kisah yang mereka ceritakan, gue belajar bagaimana arti untuk lebih mengartikan hidup.
Dari si Andi, gue belajar bagaimana menjadi seorang pekerja keras yang tahan banting.
Dari si Puruur, gue belajar bagaimana menjadi seorang yang mandiri nggak melulu bergantung pada orang tua.
Dari si Budi, gue belajar bagaimana menjadi seorang yang kuat terhadap prinsip yang sudah ditentukan, dan bergerak maju untuk mewujudkan prinsip – prinsip itu sendiri.
Sungguh hari ini adalah suatu berkah bagi ku, selain bisa bernostalgia bareng temen SMA STM, bercerita masa – masa gila jaman putih abu dulu, juga bisa berbagi pengalaman dan mengambil hikmah dari masing – masing pribadi mereka.
Terimakasih kawan atas ingatan yang dulu kita sering lakukan bersama dan bikin tertawa mendengarnya, terimakasih juga atas pelajaran yang kalian berikan. Gue yakin, gue bisa seperti kalian bahkan mungkin lebih dari kalian. Gue janji, kita akan bertemu lagi di esok hari, dimana masing – masing kita sudah menjadi apa yang kita cita – citakan sekarang. Aamiin :)
perhatikan ! ada cewek narsis dibelakang kursi :3
kiri : Budi, kanan : Figuran FTV xD
Budi, Puruur, Tukang Sayur xD
“Jaga diri kalian kawan, kita akan bertemu lagi nanti.”
-Monkay D. Luffy-
:: One Piece character ::
Ja…

10 komentar:

  1. Wih, emang asik ya ketemu sama temen SMA eh bukan deng STM, hehe. Bisa berbagi cerita, berbagi ilmu, dan berbagi jurus menghadapi hidup.

    Oh, jadi ceritanya lo baru lulus kuliah ya ?

    Bisa kali kaka Ben, mampir ke blog gue :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pokoknya sru banget kalo udah ngumpul sama temen lama tuh ...
      ok ok.. salam knal qona :)

      Hapus
  2. ngapain berubah kalo kita nyaman dengan yang sekarang [apa sih].

    eh pekerjaan teman agan keren-keren ya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. berubah untuk lebih baik. why not? iya kan?
      begitulah mereka :)

      Hapus
  3. Balasan
    1. iya ndes, elu paling kce dah ye. coz udah neraktrik. muahahha...

      Hapus
  4. wah cowok juga bisa nulis kayak gini ya, so sweeet..hahaha

    ini menurut aku tulisan mu yang paling bagus yang pernah aku baca...aku pikir bakalan cinta cinta soalnya judulnya mengundang kegalauan, eh ternyata kereeeen...
    emang beenr banget dari bertemu teman SMA(coret) STM itu bisa dapetin banyaaaaaaaaaak pelajaran, cerita, motivasi dan inspirasi..
    aku doain sukset ya Benn!!

    wah, masih 20 tahunan ya, masih muda (kayak saya) *plakk

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mei. makasih banget..

      mau nih dikenalin sama mereka.boleh kok :3

      Hapus

Tinggalkan jejakmu, sesederhana itu saya sudah merasa dihargai.
Terimakasih :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...