Sahabat Blogger

Minggu, 20 Januari 2013

FISIKAmpret

"Disebuah jalan raya Pak Andi yang sedang mengendarai sepeda motornya melaju dengan kecepatan 80 Km/H menuju sekolah tempat dia mengajar. Tiba-tiba sebuah mobil sedan yang berjarak 2meter didepannya berhenti secara mendadak. Refleks Pak Andi pun mengerem sepeda motornya. Berapa jangka waktu yang dibutuhkan oleh Pak Andi saat pengereman supaya tidak menabrak mobil tersebut?"

Kira-kira bisa nggak kalian jawab pentanyaan diatas?
Apa?nggak bisa?? ah... payah.
"Nih... kayak gue dong" *senyum kuda*
"Emang lu bisa?"
"Enggak."
"....."
Gimana ngerti nggak maksud pertanyaan diatas? itu adalah soal fisika tentang percepatan. Iya satu mata pelajaran terkampret yang pernah gue jalani di SMA STM dulu :/

***
Fisikampret :x
Awalnya gue enjoy-enjoy aja sama mapel yang satu ini. Sampai pada suatu pagi yang damai, diiringi kicauanmerdu burung - burung bernyanyi serta hembusan angin yang bertiup perlahan *tsahhh...
Tanpa disangka dan dirasa terjadilah sebuah mala petaka.

JENG... JENGG... JENGGG...
Pagi itu adalah jadwal untuk mengikuti Ujian Praktek FISIKA. Setelah beberapa menit kita menunggu didalem kelas, masuk seorang bapak guru yang dikenal sebagai seorang guru yang Tegas, Idealis, Tetapi beliau juga termasuk orang yang sangat humoris juga agamis dan... amis. Sampai kadang dibikin bingung sama cara Beliau menyampaikan materi. Tau kenapa? karena terkadang beliau lebih banyak ceramah soal Agama ketimbang FISIKA yang seharusnya. Iya, dari dua jam pelajaran hampir 80% adalah materi ceramah soal Agama, sisanya ya... FISIKA itu. Heran ya? gue apalagi ._."
Tapi itulah Beliau, sosok yang berwibawa dan menyenangkan. FYI, Beliau juga termasuk salah satu Guru Favorite gue selain Guru bengkel gue yaitu sebut saja Jenggot Naga. #YouKnowWhoIsHim

Setelah Beliau masuk kelas, seperti biasa diawali dengan do'a dan sholawat karena disekolah gue dulu, dua hal itu wajib dilakukan sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai. Bagi yang non muslim, diharapkan untuk berdo'a sesuai kepercayaannya.
Sebelum menjelaskan bagaimana tata cara buat mengikuti Ujian Praktek tersebut, terlebih dahulu Beliau bertanya kepada kami. Dari disinilah petaka itu dimulai... !  

DEGGG !!

Diiringi senyum khasnya beliau bertanya "Ngomong-ngomong disini kita mau ngapain?"
Merasa Beliau sedang bercanda seperti biasanya, gue pun menjawab dengan tampang polos seperti bayi "Mau praktek, pak :)" gue cengengesan.
Entah Beliau sedang dalam masa PMS (Pra Mengajar Syndrome) atau apa gue nggak tau, yang Pasti detik itu juga beliau marah ke gue dan tiba-tiba saja berkata "KAMU KELUAR!" dengan wajah yang teramat murka.
"Tapi pak?"
"Saya bilang KAMU KELUAR!" 
Gue spechlees, gue shock, gue kejang kemudian pingsan. *Ambulance mana Ambulance...*

Ya! kejadiannya begitu singkat, gue pun tak berkutik dibuatnya. Sampai sekarang pun (setelah dua tahun lulus dari SMA STM) gue belum mengetahui apa penyebab sebenarnya dari musibah itu. Apa cuma gegara kata-kata gue yang "Mau praktek, pak :)" itu? atau apa? gue nggak tau, hanya Beliau dan Allah yang tau tentang semua ini. *halah... apa ini? kok nggak jelas* Nggak jelas ya? hehe...

Jadi gini, dulu jaman gue SMA STM. Ada guru FISIKA gue (sebut saja namanya Pak H. [baca : PaHa] bukan nama sebenarnya) yang nggak ngebolehin gue buat ikut mata pelajarannya yaitu FISIKA (waktu itu gue sudah kelas tiga dan sedang mengikuti Ujian Praktek). Gue juga nggak ngerti apa salah dan dosa yang gue perbuat sama Beliau, sampai-sampai Beliau murka seperti itu.
Okelah ya kalau kejadiannya nggak disaat Ujian Praktek mungkin gue bisa toleransi dan nerima apa maunya. Tapi ini beda kasus meennn... Kejadiannya pas banget lagi Ujian Praktek yang You Know lah, Ujian Praktek merupakan salah satu syarat untuk LULUS dari sekolah. Dan gue ENGGAK DIBOLEHIN IKUT !! itu berarti gue bakal terancam ENGGAK LULUS SEKOLAH !!! Endingnya gue harus ngulang dikelas tiga (lagi). *Mendadak kejang* *Nelpon Kak Seto*

Untungnya masih ada Bapak Wali kelas gue yang baiknya nggak ketulungan. Bpk, Drs. Sudaryo SPd. Beliau itu... penyabar, sabarnya juga pake banget. Gue yakin, malaikat pun kalah sabar sama Beliau. Betapa tidak, segimana pun bandelnya kita, bikin kasus ini itu disekolah, Beliau teteup we woles, tersenyum dan bersabar. Meskipun gue tau dalam hatinya mungkin bilang gini "Ya Allah... Ambil nyawa ku sekarang !!".
Gue masih inget sama quotes yang selalu Beliau sampaikan kepada kami anak didiknya ketika Beliau terlihat Sudah lelah dengan semua kelakuan bejat kami. Biasanya kami akan dikumpulkan di ruang Kimia karena Beliau adalah guru Kimia, kemudian dia bilang "Bapak percaya kalian itu  orang-orang bejat baik." Sembari menggaruk kepala meskipun tidak gatal. Tragis.
Tapi Keren kan Beliau? iya, Beliau memang top markotop jos gandos bledos dos...! *kerasukan so’imah*

Setelah gue lapor soal ini ke Beliau, beberapa saat kemudian terjadi percakapan antara Beliau dan PaHa yang berujung diperbolehkannya gue untuk mengikuti Ujian Praktek FISIKA tersebut, tapi... ada tapinya. Gue memang diijinkan buat ikut Ujian lagi tapi di Ujian susulan. *Sumpah ini kampret! kampret sekampret kampretnya orang kampret*
Yang bikin nambah kampret itu... nilai FISIKA gue diraport akhir semester cuma dikasih nilai 72 doang. Iya, TUJUH PULUH DUA... sedangkan KKMnya adalah 70. Terus apa gunannya ke-rajin-an gue dari dulu hingga sekarang kalau cuma dikasih nilai segitu, padahal gue itu termasuk siswa yang rajin dalam mengikuti pelajaran ini, enggak pernah absen, gue juga enggak pernah bikin onar dikelas ini, sudah gitu gue termasuk dalam sepuluh besar dikelas. Tapi kenapa... kenapa cuma gegara masalah yang gue juga nggak mengerti sebabnya, gue cuma di beri nilai yang gue rasa semena-mena. Sebagai pelajar, gue merasa... gagal.
Sampai detik ini, nilai itu menjadi sejarah ter-kampret sepanjang masa. *Nangis ditengah hujan *kesamber petir *mati* #TITIK

Semenjak saat itu gue trauma sama yang berbau FISIKAmprettt. Pengen sih gue maen ke sekolah terus ketemu Beliau buat klarifikasi soal ini. Tapi alam belum mengijinkan, gue masih sibuk kerja sekarang, mungkin disuatu pagi nanti gue akan menemuinya dan meminta alasan yang sebenarnya dari semua ini. slalala... dududu...

Ja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu, sesederhana itu saya sudah merasa dihargai.
Terimakasih :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...