Dia
tak menggubris pertanyaan Danny sama sekali. Pelukannya semakin
erat hingga Danny meringis kesakitan. Sekali
lagi Danny bertanya masih dengan
pertanyaan yang sama, dan sekali lagi dia pun juga tak menjawabnya.
Danny terus memperhatikan wajahnya nampak pucat. Dia begitu
ketakutan, ketakutan yang tidak biasa, ketakutan yang amat sangat, ditambah
sorot matanya yang berubah tajam kebiruan. Danny begidik takut melihat raut wajahnya yang seperti itu.
“Aku takut.“ Katanya tiba-tiba.
JEGERRR... !
“Takut sama siapa? Kita cuma
berdua disini?“ Danny
mulai panik, merancau dengan segumpal pertanyaan terhadapnya.
Dengan Jazz merahnya Danny segera melaju mengantarnya pulang.
Raut wajahnya sudah kembali normal, sorot matanya pun sudah biasa, sudah
kembali sebagaimana dia seharusnya. Begitu anggun dengan gaunnya malam itu,
dengan bubuhan makeup yang tidak
berlebihan namun pas dengan wajahnya
yang manis, ditambah bibir mungilnya yang mempesona. Menambah sempurna
ciptaan-NYA.
Danny mencoba membuka pembicaraan, “Tadi kenapa sih? kok buru–buru minta pulang? padahal kita kan baru juga nyampe, baru juga duduk, baru juga pesen makan, baru juga mau ngomong, ehmmm… ”
Danny mencoba membuka pembicaraan, “Tadi kenapa sih? kok buru–buru minta pulang? padahal kita kan baru juga nyampe, baru juga duduk, baru juga pesen makan, baru juga mau ngomong, ehmmm… ”
“Ngomong apa?“
“Ah... nggak, nggak ada apa-apa kok. Hehe...
“ Danny cengengesan.
“Sebenernya kamu kenapa sih tadi?” Tanya Danny kemudian.
“Masa kamu nggak liat?”
“Nggak liat apaan? Orang kita
cuma berdua, kan?“
“Tadi aku takut banget, orang itu
ngeliatin aku terus, dia serem banget.” Jelasnya sambil
menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Maksud kamu ada orang lain selain
kita? Siapa?”
“Iya, aku juga nggak tau dia itu
siapa. Tiba-tiba dia nongol gitu aja dengan tampangnya yang serem.”
“Kamu tau nggak? dia bediri
tepat disamping kamu.” Lanjutnya.
GLEKKK !
Seketika bulu kuduknya merinding.
Danny menghentikan obrolan itu, ia tidak mau membuat dia semakin takut. Padahal kenyataanya Danny sendiri ketakutan dengan hal itu. Danny lebih menginjakkan pedal gas Jazznya, melaju kencang mengantarkan Dia pulang. Danny berharap semua akan lebih baik ketika sampai dirumah.
Danny menghentikan obrolan itu, ia tidak mau membuat dia semakin takut. Padahal kenyataanya Danny sendiri ketakutan dengan hal itu. Danny lebih menginjakkan pedal gas Jazznya, melaju kencang mengantarkan Dia pulang. Danny berharap semua akan lebih baik ketika sampai dirumah.
Setelah
perjalanan yang cukup mencekam. Akhirnya
sampai juga didepan pintu pagar rumahnya, segera asisten rumahnya membukakan
pintu pagar.
“Makasih buat malam ini ya Dan. Maaf aku udah bikin ini semua berantakan. Tapi aku seneng bisa jalan bareng kamu malam ini.” Ungkapnya tersipu.
“I..iya sama-sama. Aku
juga seneng bisa liat senyum kamu malam ini.”
“Aku pulang dulu ya. Kamu baik–baik dirumah. Bye ~“ Pungkas Danny sambil berlalu ke Jazz merahnya.
Baru
beberapa langkah, tiba–tiba dia… 'CUPPP...' Danny kaget. Mendadak dia mendaratkan ciuman dipipinya.
“Hati–hati dijalan.” Begitu
katanya singkat.
Diantarnya Danny dengan lambaian serta senyum manja darinya hingga menghilang dari balik pagar rumannya. Tidak ada sepatah kata yang mampu Danny ungkapkan untuk kejadian yang baru saja terjadi, Dia terlampau bahagia nampaknya.
***
Menurut gue sih kalo sixth sense itu indigo kurang tepat deh. Gue bisa melihat 'mereka', ngedeteksi tanda-tanda kehidupan, bahkan bisa denger suara dari jauh tapi gue ga yakin kalo gue indigo. Kalo ganteng, gue yakin
BalasHapusujung-ujungnya malah ngomongin ganteng ._.
Hapusmungkin abang juga cikal bakal anak INDIGO, cuma abang masih belum nyadar ajah sama kelebihan itu. kelebihan gantengnya xD
Hapusrata2 cewek emang lbh punya kemungkinan lbh bsr utk jd indigo lho.., coz mereka lbh perasa dan sensitif dbnding cowok..
BalasHapussebagian besar mungkin, tapi cowok juga nggak nutup kemungkinan bisa disebut indigo.
Hapusbtw tentang kata "malaikat kalah telak" itu maksudnya buat si Dieni? malaikat itu cowok semua lho, mungkin maksudnya bidadari CMIIW
BalasHapusbukan bang, bukan maksud dieni. tapi malaikat yang abang maksud itu. malaikat sebenarnya.
Hapushehehe...bahsanya rancu ya..kukukukkk